Kamis, 03 Maret 2011

Lengser dan Ambu Jadi Trend Prosesi Pernikahan

Prosesi Penyambutan Pengantin identik dengan keagungan suasana keraton, karena kedua mempelai adalah ratu dan raja sehari yang hendak duduk di singgasana pelaminan, dan gedung pernikahan diibaratkan istana kerajaan yang megah. Untuk itulah kehadiran tim kesenian sangat mampu mendukung suasana kerajaan yang demikian agung dengan adanya para ponggawa dan emban-emban yang cantik nan gemulai mengiringi langkah sang raja dan ratu menuju singgasana.
Pada zamannya selain ponggawa dan emban hadir pula sesosok manusia setengah dewa yang bertugas mendampingi raja, sosok arif dan bijaksana tersebut adalah Ki Lengser. Sosok Ki Lengser itu tidak seperti sosok lengser jaman sekarang, dia penuh wibawa karena kematangan usia dan kearifan bertutur sapa, menjadi kepercayaan raja tempat bertanya dan mencurahkan isi hati sang raja, sedangkan lengser yang hadir pada prosesi pernikahan adalah sosok lengser yang kocak, lucu dan mengundang tawa, kenapa bisa menjadi seperti itu?
Dalam sebuah prosesi pernikahan,tidak selalu para tamu yang hadir menyenangi keseriusan dan keagungan, bahkan kedua mempelai yang baru saja mengalami ketegangan saat melaksanakan akad nikah dan suasana haru saat sungkeman menginginkan suasana segar pada saat berjalan menuju pelaminan, hal demikian membuat seorang tokoh kesenian sunda bernama Bp Tadjudin Nirwan mengaplikasikan sosok lengser dengan karakter yang berbeda. Fungsi utama tetap Ki Lengser yang bertugas mendampingi raja dan ratu, namun karakter yang ditampilka adalah Si Kabayan yang lucu dan kocak, adapun busana yang dipakai adalah busana Aki Panyumpit seorang tokoh dalam cerita Lutung Kasarung, lengkap dengan baju kampret dan koja (tas yang terbuat dari serat pelepah pisang).
Karakter baru ini ternyata membuat suasana menjadi hidup dan segar di tengah-tengah suasana agung sebuah istana, dan mampu membawa suasana menjadi lebih komunikatif karena seringkali Ki Lengser berinteraksi dengan penonton.
Meskipun ada kontra karena kehadiran lengser seperti ini mengurangi kekhidmatan acara, tapi seni adalah seni, bukan kitab suci yang merupakan kalam Illahi, seni adalah keindahan yang apabial tidak dipertahankan dengan cara memasukkan inovasi baru, tidak menutup kemungkinan akan mati suatu hari nanti. Selanjutnya adalah menyerahkan pilihan tersebut pada konsumen, serius atau segar?
Semakin lama berbagai kesenian mengalami perkembangan, termasuk Ki Lengser, Ki Lengser kini tidak sendiri karena Si Ambu menemani, tidak dapat dipungkiri Lengser ddan Ambu sekarang menjadi trend, seringkali terdengar gumam penonton yang tak sabar ingin Lengser dan Ambu segera tampil, semakin ramailah dunia kesenian Sunda, bagi yang tidak suka boleh tidak memakai tapi jangan menghujat, karena perkembangan zaman secara langsung dan tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan kesenian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar